Ultras Delije Sever, Suporter Tim Serbia Red Star Belgrade Memiliki Filosofi Diambil dari Mitologi Para Dewa

Syarif Pulloh Anwari
- Kamis, 31 Maret 2022 | 18:12 WIB
Sumber foto : delijeserverwordpress.com
Sumber foto : delijeserverwordpress.com

Penulis Muhammad Naufal Nuriansyah (Mahasiswa Universitas Islam Bandung, Fakultas Ekonomi dan Bisnis) 

KULTURNATIV.COM - Tak lengkap rasanya jika kita membicarakan sepak bola tanpa membicarakan juga suporternya. Ada pepatah mengatakan sepakbola tanpa suporter ibarat sayur tanpa garam, bahkan terdapat quotes dari Sir Matt Busby seorang legenda sepakbola asal Britania Raya yakni “Football Without Fans Is Nothing”.

Dari sejarah bangsa Slavia sejak lama terkenal akan kehidupannya yang dekat dengan alam. Ya, dewa-dewa mitologi Slavia pun selalu identik atau mewakilkan yang berkaitan dengan alam. Svarog merupakan salah satu dewa tertinggi dalam mitologi slavia yang dilambangkan dengan matahari, langit dan api. Bangsa Slavia menganggap matahari sebagai sumber kehidupan. Ada pula Dazhbog anak dari dewa Svarog yang dilambangkan dengan matahari dianggap sebagai sumber kekuatan karena mereka biasa hidup dengan wilayah iklim yang dingin.

Hal filosofis ini juga yang mungkin menjadikan Delije Sever selalu berapi-api dan menggelora untuk membakar semangat para pemainnya di lapangan. Delije Sever adalah kelompok suporter berbasis Ultras pendukung Red Star Belgrade atau Crvena Zvezda. Dikutip dari wikibooks, Delije dalam bahasa Serbia memiliki arti pemuda yang pemberani, kuat dan tangguh. Nama Delije pertama kali dipakai hooligan Red Star di awal 1980an dan diresmikan penggunaannya pada 7 Januari 1989.

Delije Sever juga memiliki hubungan persaudaraan dengan kelompok Gate 7 Ultras dari kesebelasan asal Yunani yakni Olympiacos, mereka menyebutnya “Saudara Ortodoks”, karena didasarkan pada kepercayaan Ortodoks Timur, jejak budaya yang kuat antara Serbia-Yunani, serta memiliki warna baju yang sama.

Selain itu, Delije dan Gate 7 juga memiliki persaudaraan dengan kelompok Ultras pendukung Spartak Moscow yaitu Fratria, yang diartikan juga dalam bahasa Yunani yaitu Persaudaraan dan menjadi cikal bakal nama tersebut lahir dan sama-sama menjadikan warna merah sebagai identitas mereka. Hubungan ini lahir karena Russophilia dan akar filosofis dari Bangsa Slavia.

Menariknya rival dari masing-masing klub di atas yakni Partizan Belgrade dan Paok Thessaloniki, memiliki kelompok pendukung ultras dengan hubungan yang kuat juga yakni Gate 4 dari Paok Thessaloniki dan Grobari pendukung dari Partizan Belgrade.

Awal rivalitas Delije dengan Grobari tak lain karena sejarah panjang dari pembentukan klub kebanggaan mereka di awal yakni Crvena Zvezda/Red Star Belgrade dengan Partizan Belgrade. Red Star sendiri lebih dulu terbentuk kala negara Yugoslavia masih ada. Kala Hitler menginvasi Yugoslavia, Hitler membagi 2 kelompok yang notabenenya kaum Borjuis dengan kaum Proletar.

Perdana Menteri mereka kabur keluar negeri beserta dengan kabinetnya. Josip Broz Tito beserta dengan kaum proletar melancarkan perang gerilya melawan para Nazi. Kala kemenangan sekutu di tahun 1945, Nazi pun kembali ke negaranya. Melihat kekosongan pemerintahan Yugoslavia, Tito pun didapuk menjadi Presiden Republik Federal Sosialis Yugoslavia atau yang familiar disebut Yugoslavia.

Di tahun yang sama pula Tito pun membuat sebuah klub sepak bola yakni Red Star Belgrade. Ada adagium Serbia yang mengatakan bahwa musuh terbesar adalah orang terdekat, dari hal tersebut. Para partisan yang dahulunya ikut berperang dengan Tito melawan Nazi juga membentuk klub yakni Partizan Belgrade sebagai sebuah bentuk perlawanan dan ingkarnya prinsip Tito di awal. Partizan sendiri adalah klub yang didirikan kalangan militer komunis kala itu.

Dalam buku The land of Hooligans yang ditulis oleh Hari Wahyudi. Pertikaian antara dua klub ibukota Serbia pada April 1995 juga merupakan salah satu insiden terparah karena derby yang dikenal dengan Eternal derby ini menyebabkan anggota keamanan terluka parah karena Delije dan Grobari juga mencoba menyerang pihak keamanan, lalu 1300 kursi milik Partizan dibakar oleh Red Star yang setelahnya Red Star harus terpaksa bermain di stadion tertutup.

Keberingasan Delije juga pecah saat bertandang ke klub Ceko yakni Slavia Praha, mereka melemparkan gelas bir kepada pelintas dan kaca-kaca di dekatnya. Polisi ceko pun menangkap 150 orang dengan 38 orang dimintai keterangan lebih lanjut serta membuat 8 orang luka ringan dan 12 lainnya dikenakan pasal kriminal.

Delije juga selalu membuat lawan tidak nyaman ketika akan mengunjungi stadion mereka, salah satunya pada pertandingan melawan SC Young Boys. Delije membawa tank bekas perang saudara Yugoslavia dan mereka membawa pesan “perang telah dimulai”.

Teror mereka pun memang benar-benar membuat lawan tidak nyaman, contoh ketika Tim tersukses di Inggris dan Raksasa Eropa Liverpool melakukan partai tandang ke Rajko Mitic Stadium di fase penyisihan grup Liga Champions 2018. Liverpool harus takluk dengan skor 2-0, tekanan terhadap Liverpool dan sorak sorai bagi Red Star juga merupakan faktor yang bisa menentukan hasil akhir pertandingan tersebut.

Halaman:

Editor: Syarif Pulloh Anwari

Tags

Terkini

Hari Anak Perempuan Sedunia 10 Oktober

Senin, 11 Oktober 2021 | 14:35 WIB

4 Oktober, Jembatan Rasa Sayang Terhadap  Hewan

Senin, 4 Oktober 2021 | 15:33 WIB

Kalut Pusaran Lagu ‘Genjer-genjer’

Kamis, 30 September 2021 | 18:45 WIB

Sowan ke Makam Pendiri Bandung RA Wiranatakusumah II

Sabtu, 25 September 2021 | 17:07 WIB

23 September, Sejarah Hari Maritim Nasional

Kamis, 23 September 2021 | 20:55 WIB

Sejarah Kilas Balik Piala Sudirman, Asal Usul Nama

Rabu, 22 September 2021 | 20:43 WIB
X