KULTURNATIV.COM - Peristiwa 9 September 2001 atau yang lebih dikenal dengan 9/11 menjadi sebuah sejarah yang melekat pada ingatan khsusunya warga Amerika Serikat. Tragedi 9/11 yang menimpa World Two Center (WTC) setidaknya telah menewaskan hampir tiga ribu jiwa.
Pada saat itu, 19 matir membajak pesawat komersial Amerika yang dipenuhi dengan bahan bakar. Serangan diluncurkan pada gedung WTC di New York City dan Pentagon di Washington, D.C.
Dalam 2 jam bangun tersebut runtuh dan memakan korban sebanyak 2.977 jiwa, di mulai dari balita, hingga lansia juga para petugas kepolisian dan pemadam kebakaran.
Baca Juga: Bob Marley Musik dan Sepak Bola Adalah Kebebasan
Peristiwa ini membuat Amerika Serikat geram dan memulai peperangannya terhadap sebuah kelompok islam, Al-Qaeda, yang dipimpin oleh jutawan asal Arab Saudi, Osama bin Laden.
Ia memasok persenjataan dan logistik bagi orang muslim yang melakukan peperangan. Peristiwa 9/11 menjadi titik awal Amerika dalam memburu pemimpin Al-Qaeda.
Setelah terjadinya peristiwa tersebut, Amerika melakukan serangan balik terhadap pimpinan Al-Qaeda. Serangan tersebut diluncurkan di Afganistan yang saat itu tengah dipimpin oleh kelompok Taliban, kelompok yang disebut-sebut sedang menyembunyikan Osama bin Laden.
Baca Juga: 14 September, Hari Kunjung Perpustakaan, Cita-Cita Bangsa Meningkatkan Minat Baca
Jauh sebelum peristiwa 9/11 terjadi, Amerika sebetulnya telah melakukan pengawasan terhadap Afganistan dari kejauhan. Di tahun 1998 Amerika juga diam-diam menembakan beberapa rudal jelajah ke pangkalan Al-Qaeda di Afganistan.