Newhun Recycle, Pemuda di Bandung Mengolah Limbah Plastik Menjadi Barang Berharga

- Sabtu, 12 Maret 2022 | 11:35 WIB
Salah satu pengolah limbah tersebut ialah Newhun Recycle. Berlokasi di Jalan Sabang 2A (samping Kelurahan Cihapit), Bandung, mereka membuat olahan dari bahan daur ulang plastik.   Berawat dari kegelisahan melihat sampah plastik di sekitar rumahnya, Mochamad Saeful Rizki mencari tahu cara memanfaatkan limbah itu.
Salah satu pengolah limbah tersebut ialah Newhun Recycle. Berlokasi di Jalan Sabang 2A (samping Kelurahan Cihapit), Bandung, mereka membuat olahan dari bahan daur ulang plastik. Berawat dari kegelisahan melihat sampah plastik di sekitar rumahnya, Mochamad Saeful Rizki mencari tahu cara memanfaatkan limbah itu.

KULTURNATIV.COM - Limbah plastik di Indonesia masih menjadi ancaman nyata bagi kehidupan, berdasarkan data terbaru yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) serta Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia per tahun mencapai 64 juta ton. Dari data tersebut, 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut, selain itu sampah plastik nantinya hanya akan berakhir di tempat pembuangan akhir.

Saat ini, beragam cara mengolah limbah plastik menjadi barang yang dapat digunakan kembali mulai digalakkan anak muda di Kota Bandung. Salah satu pengolah limbah tersebut ialah Newhun Recycle. Berlokasi di Jalan Sabang 2A (samping Kelurahan Cihapit), Bandung, mereka membuat olahan dari bahan daur ulang plastik.

Berawat dari kegelisahan melihat sampah plastik di sekitar rumahnya, Mochamad Saeful Rizki mencari tahu cara memanfaatkan limbah itu. Ketika Saeful menjalani Sekolah Menengah Atas (SMA) dirinya sudah mulai tertarik dengan lingkungan, terbukti dengan ia tergabung dalam estrakulikuler pecinta alam di sekolahnya.

"Berawal dari keresahan pribadi, jadi waktu itu saya ada kegiatan di TPA Bantargebang, pas disana saya melihat sampah-sampah hanya di tumpuk begitu saja, dan truk silih berganti dalam hitungan detik datang dengan muatan yang berlebih" ujar Saeful kepada Kulturnativ.com, Jum’at (11/3/22).

Saeful, yang merupakan alumni Sastra Arab, Universitas Padjajaran (Unpad) dan sekaligus founder Newhun Recycle mengatakan bahwa hingga saat ini. Produk yang bisa dibeli secara langsung baru jam meja. Selain itu ada juga tatakan meja seharga Rp35 ribu, dan jam dinding Rp249 ribu.


“Akhirnya, saya tahu kalau sampah itu bisa menjadi sesuatu barang yang bermanfaat, jadi kuncinya itu punya niat mengolah atau enggak nah kalau misalkan ada niat caranya itu ada banyak, tapi kan saat ini yang menjadi masalah adalah sampah plastik” ungkap Saeful.
        
Saeful yang bekerja sama dengan tiga rekannya, yakni Yahya Rijalul Jihad, Reggy Ramadhani, dan  Dian Willyarti. Mereka mengolah limbah plastik dari masyarakat menjadi benda layak guna seperti jam belajar, jam tangan, medali, meja, hingga kursi.

Foto : Dimas Rachmatsyah
Foto : Dimas Rachmatsyah


Dalam pengumpulan limbah plastik Newhun Recycle memiliki beberapa cara yang dapat membuat bahan baku yang diperlukan bisa datang ke tempatnya.  

Pertama, ada Wilayah Percontohan. Pada kategori ini Newhun bekerjasama dengan Kelurahan Cihapit membuat wilayah percontohan dengan memberdayakan masyarakat RW 6 yang berjumlah 10 rumah. Untuk memberikan sampah plastik yang dihasilkan dalam kurun waktu seminggu. Program yang baru berjalan tiga bulan ini nantinya akan menjadi barang yang bermanfaat untuk ruang publik di sekitar lingkungan tersebut seperti meja dan kursi.

Kedua, ada Warga Umum. Yang masuk dalam kategori ini mereka adalah keluarga, teman, dan masyarakat yang mengetahui Newhun Recycle. Untuk mengumpulkan sampah plastik yang telah dikumpulkan caranya mudah dengan hanya mengisi Google form mereka sudah bisa mengirimkan sampah itu kepada Newhun.

“Ketiga ada juga kita kerjasama dengan UMKM, instansi pemerintah, serta Kafe mereka rutin memberikan sampah kepada kita” ucap Saeful.


Akan Launching Produk Baru        

Dalam waktu dekat, Saeful mengatakan akan melakukan launching produk terbaru hasil olahan limbah plastik. Produk tersebut yaitu jam tangan unik dan trendy masa kini yang sudah direncanakan dalam dua tahun lalu. Jam tangan yang akan diproduksi memiliki keunggulan yaitu limited edition.

“Jam tangan itu nantinya, ketika sudah launching. Niatnya akan dibanderol dengan harga 1,4 Juta, pasti orang nanya? kenapa harganya mahal, karena itu yang paling susah dibikin” kata Saeful.

Berharap Untuk Menjadi Sentral Pengolah Limbah Plastik

Penamaan Newhun yang memiliki arti dalam bahasa inggris New (baru) dan Hun(kesayangan) membuat limbah plastik diharapkan bisa menjadi barang kesayangan baru masyakarat. Disamping itu Newhun Recycle memiliki harapan untuk kedepannya.  

Menjadi sentral pengolahan limbah plastik menjadi harapan dari Newhun agar bisa mengurai sampah plastik yang kiat menumpuk di TPA untuk kedepannya menjadi sesuatu barang yang bisa terus digunakan.        

“Kita inginnya kaya ada recycling center, minimal Kota Bandung ada satu tempat misalkan Newhun yang mengolah semua sampah di Bandung.  Jadi kedepannya di Bandung tidak zaman lagi numpuk sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)” pungkas Saeful.

Editor: Syarif Pulloh Anwari

Tags

Terkini

X