KULTURNATIV.COM - Berawal dari sekumpulan para penggagas dan kreator muda di Kota Bandung yang gelisah dan konsen akan pikiran-pikiran kreatif ekosistem dalam kesenian juga disiplin ilmu berbeda. Sekumpulan itu diberi nama Musicturn.
Tepatnya hari Rabu tanggal 24 November 2021, bertempat di salah satu kampus Seni di Bandung, Musicturn membuat hentakan ditengah kegelisahan akan gigs offline yang sudah jarang sekali terjadi apalagi ditengah pandemi Covid 19. Meski gigs di Bandung tak sepenuhnya mati, diakalinya dengan terobosan baru dengan cara online menggunakan platform seperti akun official band-nya masing-masing.
Sendy selaku penggas acara ini mengaku diadakan gigs ini merupakan sebuah bentuk kerinduan kami terhadap suasana yang sempat hilang, khususnya di lingkungan kampus. "Selain daripada itu, acara kemarin adalah kesatuan dari millangkala Bem Isbi Bandung yang merupakan ajang silaturahmi sekaligus bentuk selamat datang untuk mahasiwa dan mahasiswi yang baru, " ungkapnya.
Gigs di Bandung yang sudah ditunggu-tunggu bagi para penikmatnya itu, kata Sendy mengungkapkan pihaknya saling mendukung untuk keberhasilan di acara musik itu, sebab tanpa adanya saling mendukung dengan konsep kolektif tersebut, sebuah gigs tidak akan berjalan dengan baik. "Pasti kan yang bikin acara musik teh punya tujuan yang sangat baik, entah itu sebagai media silaturahmi, atau media untuk saling berbagi tentang apapun, " imbuhnya.
"Nah itu teh sangat bagus dan harus di support. Intinya, mau gimanapun bentuk atau konsep acara musik tersebut, selagi tujuannya baik dan bermanfaat, harus kita dukung penuh. Karena sejatinya musik itu menyatukan segalanya, anjaaaaaay, " tambahnya.
Selain itu, dikatakan Sendy, acara musik ini juga intinya ingin menyalurkan ide dan karya untuk bisa ditampilkan dan dinikmati. Serta mendorong juga geliatnya ekosistem dalam ruang lingkup kreatif.
"Sehingga diharapkan terjadi kembali sebuah lingkaran kreatif yang dirasa sedikit terkikis akibat pandemi yang berkepanjangan dalam kondisi saat ini. "Back to Grazing" atau Kembali merumput merupakan semangat untuk memulai kembali kegiatan yang sempat terhenti, " jelasnya.
Hal itu, kata Sendy dijadikan tema pada Gigs tersebut, sebab menurutnya musik di Kota Kembang ini tak ada matinya. Bermuncul band yang sangat berkualitas. "Kalo diliat faktanya di Bandung tuh emang banyak banget. Kayaknya tiap hari ada aja yang bikin band baru, kalo sekedar bikin ya banyak banget. Tapi kalo untuk konsisten kayaknya ya banyak. Namun gelombangnya di setiap ruang selalu ada dan berlipat. Sederhananya gitu aja sih untuk tema diatas, " Katanya.
*Musisi Tetap Bertahan Ditengah Pandemi Covid 19.
Pandemi Covid 19, menghentikan semua aktifitas dan kegiatan manusia di dunia ini. Dan bagi Sendy, musisi menjadi salah satu profesi yang terdampak. Namun dikatakannya, hal itu bisa dilihat apakah musisi itu bisa mempertanggungjawabkan akan keputusannya memilih menjadi musisi. "Menentukan sebuah pilihan bukanlah hal yang sulit, tapi bertanggungjawab atas pilihan tersebut, itulah yang sulit. Menjadi musisi adalah sebuah pilihan, dan yang paling penting itu kesadaran dari si musisi tersebut, sejauh mana dia bisa mepertanggungjawabkan kemusisiannya, terlebih lagi selama pandemi, kepekaan dan kreativitas musisi harus lebih tajam dari biasanya. Memanfaatkan media sosial sangat bisa dilakukan ketika masa pandemi inimah, balik lagi ke kesadaran dan kepekaan tadi, " jelasnya.
Sendy yang juga personel Parahyena mengaku selama pandemi, dirinya bersama personel lainnya mengaku tetap melakukan terobosan yang sebelum-sebelumnya sudah dilakukan seperti bikin album, single, bikin merch, bantu band temen, bikin kampanye.

Sementara itu, di acara tersebut tampil band seperti Bendi Harmoni, Pasukan Perang, Parahyena, Trancepost, Trashbag Ska, ALW, Saripohatji, Defazart. Acara itu juga ada sesi talkshow pembicara dari Hinhin 'Akew' Nectura, Harry Koi (UTBBYS), Olan (Parahyena).