KULTURNATIV.COM - Guiseppe Meazza sedari kecil kecintaannya terhadap sepakbola sangatlah erat, meski ditentang oleh sang ibu yang menganggap bahwa sepakbola tak akan bermanfaat untuk hidupnya.
Karena sang ibunya berpikir bahwa sepakbola tidak menghasilkan uang, alhasil Guiseppe Meazza tidak direstuinya dalam sepakbola, lebih baik membantu meneruskan usaha milik keluarganya.
23 Agustus 1910 lahir seorang anak laki-laki yang ditinggal pergi selamanya oleh sang ayah yang gugur pada saat perang dunia.
Baca Juga: Sejarah Klub Sepak Bola Persipura Jayapura, Mutiara Hitam dari Timur Indonesia
Tumbuh besar bersama sang ibu dengan kesibukan berdagang di pasar, Guiseppe Peppino Meazza anak lokal dari Milan ini begitu sangat mencintai sepakbola sejak kecil.
Namun karena ketidaksukaan sang ibu saat melihat anaknya bermain bola, beberapa kali sepatu milik Meazza disembunyikan sang ibu agar anaknya tidak bermain bola terus.
Kendati seperti itu tak menyurutkan rasa senangnya kepada sepakbola, sebagaimana kecerdikan anak kecil dalam permainannya.
Baca Juga: Soeratin Soesrosoegondo: Sepak Bola Sebagai Sarana Perjuangan Melawan Kolonialisme
Meazza pun mengendap-ngendap mecari sepatunya bahkan jika tidak menemukannya ia bermain bola dengan telanjang kaki dan kembali bermain bola bersama komplotannya.